BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Duktus
Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus
tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara
anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak
menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus :
PDA).
Kegagalan
penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri pulmonalis)
dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada pembuluh
darah yang terkena aliran darah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan
yg > rendah di arteri pulmonal à menyebabkan Left to Right Shunt.
Penyakit
jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi
struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit
jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila
tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung
bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut
mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada
usia muda.
1.2
Tujuan
1.
Untuk mengetahui konsep medis
dari Patent Ductus Arterious (PDA)
2.
Untuk mengetahui asuhan
keperawatan pada Patent Ductus Arterious (PDA)
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Medis dari Patent Ductus
Arterious (PDA)
2.1.1
Anatomi dan Fisiologi Duktus
Arteriosus
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan
aliran darah pulmonal (arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta)
dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini (shunt) diperlukan oleh
karena sistem respirasi fetus yang belum bekerja di dalam
masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan bercampur dengan aliran
darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium
kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sistemik
melalui duktus arteriosus, dan hanya sebagian yang diteruskan ke paru.
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus
aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta
desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15
jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2
– 3 minggu. (Buku ajar kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Dinding duktus arteriosus terutama terdiri dari lapisan otot
polos (tunika media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat
serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan
aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat (unfragmented).
Sel-sel otot polos pada duktus arteriosus sensitif terhadap mediator
vasodilator prostaglandin dan vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi
perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera setelah eliminasi
plasenta dari neonatus. Adanya perubahan tekanan, sirkulasi dan meningkatnya
pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.
2.1.2
Definisi Patent Duktus Arteriosus
Duktus
Arteriosus adalah saluran yang
berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis
dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara
fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum
arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus
Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar
kardiologi FKUI, 2001 ; 227)
Patent Duktus
Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri
pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)
Patent Duktus
Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir,
yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden,
2002 ; 375)
Patent Duktus
Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri
pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)
2.1.3
Etiologi Patent Duktus Arteriosus
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat
diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai
pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
a.
Faktor Prenatal :
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
1. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
2. Ibu alkoholisme.
3. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin.
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu, dan
6.
Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu)
b.
Faktor Genetik :
1. Anak yang lahir sebelumnya
menderita penyakit jantung bawaan.
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
2. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
3. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
4. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
(Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)
2.1.4
Manifestasi Klinis Patent Duktus
Arteriosus
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan
oleh masalah-masalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom
gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6
jam sesudah lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA
lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF)
diantaranya:
§ Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung.
§ Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas).
§ Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
§ Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
§ Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
§ Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
§ Apnea dan Tachypnea.
§ Nasal flaring dan Retraksi dada.
§ Hipoksemia
§ Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).
§ Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi sternum kiri atas).
§ Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg).
§ Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik.
§ Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal.
§ Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah.
§ Apnea dan Tachypnea.
§ Nasal flaring dan Retraksi dada.
§ Hipoksemia
§ Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru).
Jika
PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:
1) tidak mau menyusu
2) berat badannya tidak bertambah
3) berkeringat
4) kesulitan dalam bernafas
5) denyut jantung yang cepat.
1) tidak mau menyusu
2) berat badannya tidak bertambah
3) berkeringat
4) kesulitan dalam bernafas
5) denyut jantung yang cepat.
Timbulnya
gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang
seringkali terjadi pada bayi prematur.
2.1.5
Faktor Predisposisi Patent Duktus
Arteriosus
Ketika bayi berkembang di dalam rahim, koneksi
vaskular (ductus arteriosus) antara dua pembuluh darah utama yang mengarah dari
jantung, aorta dan arteri paru adalah bagian normal dan perlu sirkulasi darah,
sementara di dalam rahim. Ductus arteriosus mengalihkan darah dari paru-paru
janin saat tidak sedang digunakan. Janin menerima oksigen dari sirkulasi ibu.
Duktus arteriosus seharusnya menutup dalam waktu 2
atau 3 hari setelah lahir dan beradaptasi dengan kehidupan di luar rahim. Pada
bayi prematur, sering memakan waktu lebih lama untuk menutup sendiri. Jika
sambungan tetap terbuka, maka disebut sebagai patent ductus arteriosus.
Pembukaan yang abnormal menyebabkan terlalu banyak darah untuk beredar ke
paru-paru dan jantung. Jika tidak diobati, tekanan darah di paru-paru dapat
meningkat (hipertensi paru) dan jantung bisa membesar dan melemah. Cacat
jantung kongenital muncul dari masalah awal dalam pengembangan jantung, tapi
tidak ada penyebab yang jelas. Genetika dan faktor lingkungan mungkin juga
dapat memainkan peran.
2.1.6
Gejala dari Patent Duktus
Arteriosus
Gejala patent ductus arteriosus dapat bervariasi
dengan ukuran dan usia kehamilan bayi saat lahir. Sebuah PDA kecil bisa terjadi
tanpa tanda atau gejala, dan mungkin tidak terdeteksi selama beberapa waktu,
bahkan sampai dewasa. Sebuah PDA besar dapat menyebabkan tanda-tanda gagal
jantung segera setelah lahir.
Dokter mungkin menduga cacat jantung selama
pemeriksaan rutin sambil mendengarkan jantung bayi melalui stetoskop. Sebuah
PDA yang besar, ditemukan pada masa bayi atau masa kanak-kanak, dapat
menyebabkan:
1. Pertumbuhan yang buruk.
2. Berkeringat saat menangis atau
makan.
3. Bernapas cepat atau sesak napas.
4. Mudah lelah.
5. Denyut jantung cepat.
6. Warna kebiruan atau kehitaman pada
kulit.
2.1.7
Patologi dari Patent Duktus
Arteriosus
Akibat hemodinamika pada PDA
tergantung pada ukuran dari duktus dan pembuluh darah pulmonal
yang resisten. Saat lahir resistensi dalam pulmonal dan sirkulasi sistemika dalah sedikit identik sehingga terjadi persamaan resistensi dalam
aorta dan artery pulmonal. Sebagaimana tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal,
darah memulai shunt dari aorta menuju duktus ke arteri pulmonal. (kirikekanan shunt). Darah tambahan yaitu terbaliknya sirkulasi paru-paru dan kembali ke
atrium kiri dan ventrikel kiri,
akibat dari perubahan sirkulasi adalah peningkatan beban kerja pada jantung bagian kiri, penngkatan pulmonari vaskuler bawaan dan kemungkinan terjadi resistensi dan peningkatan potensial tekanan ventrikel kanan dan hypertropy (
Pediatric, edisi 2 Whooley and Wrong ).
2.1.8
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Konservatif :
Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan
bersama restriksi cairan untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek
kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian indomethacin (inhibitor
prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian antibiotik
profilaktik untukmencegah endokarditis bakterial.
Pembedahan: Pemotongan atau pengikatan duktus.
Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236).
Pembedahan: Pemotongan atau pengikatan duktus.
Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung. (Betz & Sowden, 2002 ; 377-378, Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236).
2.1.9
Pengobatan
Pengobatan untuk patent ductus arteriosus tergantung pada usia orang yang
sedang dirawat. Perawatan pada kondisi ini dapat meliputi:
1. Pemantauan.
2. Obat-obatan.
3. Operasi jantung terbuka.
4. Prosedur kateter.
5. Pencegahan dengan antibiotik
Antibiotik pencegahan tidak lagi direkomendasikan untuk kebanyakan orang dengan
patent ductus arteriosus.
Namun, beberapa orang masih perlu antibiotik, seperti
pada orang yang:
1. Memiliki kondisi jantung lainnya
atau katup buatan.
2. Memiliki cacat besar yang
menyebabkan tingkat oksigen darah rendah.
3. Memiliki katup jantung yang
diperbaiki dengan bahan buatan.
2.2 Asuhan Keperawatan
·
Pengkajian
Pemberian Asuhan Keperawatan
merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama dengan klien,
keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. (
Carpenito, 2000, 2 ).
Ø Anamnesa
- Identitas ( Data Biografi)
PDA sering ditemukan pada neonatus,
tapi secara fungsional menutup pada 24 jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan
secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus)
lebih sering insidens pada bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki.
Sedangkan pada bayi prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa
diturunkan secara genetik dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau
juga bisa karena kelainan kromosom.
2. Keluhan Utama
Pasien dengan PDA biasanya merasa
lelah, sesak napas
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien PDA, biasanya akan
diawali dengan tanda-tanda respiratory distress, dispnea, tacipnea,
hipertropi ventrikel kiri, retraksi dada dan hiposekmia
4. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien lahir
prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit PDA karena PDA juga bisa diturunkan secara
genetik dari orang tua yang menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa
karena kelainan kromosom
6. Riwayat Psikososial
Meliputi tugas perasaan anak
terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak terhadap tindakan yang dilakukan
terhadap dirinya, perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak,
respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian
keluarga terhadap stress.
Ø Pengkajian fisik (ROS : Review of
System)
1. Pernafasan B1 (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi
tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi,
retraksi.
2. Kardiovaskuler B2 ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi
ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai, clubbing
finger, sianosis.
3. Persyarafan B3 ( Brain)
Otot muka tegang, gelisah, menangis,
penurunan kesadaran.
4. Perkemihan B4 (Bladder)
Produksi urin menurun (oliguria).
5. Pencernaan B5 (Bowel)
Nafsu makan menurun (anoreksia),
porsi makan tidak habis.
6.
Muskuloskeletal/integument B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi terbatas,
kelelahan.
Ø Analisa
data
Data
|
Etilologi
|
Masalah
|
|||
Data Subjektif :
Pasien gelisah, rewel, dan menangis
Data Objektif :
- Denyut nadi naik (> 170 x/menit)
- Tachyepne
-
– Suara jantung tambahan
(Machinery mur-mur persisten)
|
Terbukanya ductus arteriosus
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang
lebih kecil (arteri pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Curah jantung turun
|
Penurunan curah jantung
|
|||
Data Subjektif:
Pasien kesulitan bernafas, sesak nafas
Data Objektif :
- RR ( > 30 – 40x/menit)
- BGA tidak normal
- Adanya napas cuping hidung
Data Subjektif:
Pasien rewel tidak mau makan dan minum
Data Objektif:
- Berat badan turun
- Status gizi buruk
-
|
Dialirkannya darah dari tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang
lebih rendah (arteri pulmonalis)
Resirkulasi darah beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis
Beban ventrikel kiri ↑
Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri
Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik
Edema paru
Penurunan difusi oksigen
Gangguan pertukaran gas
Curah jantung turun
Suplai oksigen ke jaringan berkurang
Pemecahan glukosa oleh O2 menjadi terganggu
Pembentukan energi berkurang
Lemah, lesu
Anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
|
Gangguan pertukaran gas
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
|
|||
Data Subjektif:
Pasien gelisah dan menangis
Data Objektif :
- Antropometri: penurunan berat badan
- Biokimia : Hb dan albumin menurun
- Klinik : perubahan kulit mukosa oral (bengkak dan
kemerahan).
- Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun
|
Edema paru
Penurunan difusi oksigen
Hipoksia
pemecahan glukosa oleh O2 untuk pembuatan energi ↓
lemah, gelisah
anoreksia
perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
|||
Data Subjektif:
Demam, rewel
Data Objektif:
- Jumlah limfosit
meningkat
- hipertermi (> 36-370 C), kulit memerah,
frekwensi nafas meningkat, kulit hangat bila disentuh, takikardi
|
Gagal jantung kongestif
Pasien gelisah, stress
Respon imun menurun
Resiko infeksi
|
Resiko infeksi
|
|||
Data Subjektif :
Orang tua cemas, tidak tenang, dan emosinya labil
Data Objektif:
- Menarik diri
- Tidak ikut bersedia
dalam melakukan proses keperawatan
|
PDA (Patent Ductus Arteriosus)
Dampak hospitalisasi pada anak
Anak menangis dan ketakutan
Kecemasan pada orang tua
|
Kecemasan orang tua
|
·
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan malforasi jantung
2. Gangguan pertukaran gas
berhubungan dengan kongesti pulmonal
3. Perubahan pertumbuhan dan
perkembangan berhubungan dengan tidak
adekuatnya suplay oksigen dan zat
nutrisi ke jaringan
4. Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori
5. Resiko infeksi berhubungan
dengan menurunya status kesehatan
6. Kecemasan orang tua
berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan
hospitalisasi.
·
Intervensi
1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung.
Tujuan : Mempertahankan curah
jantung yang adekuat
Kriteria hasil : Anak akan
menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung
Intervensi
|
Rasional
|
Mandiri
Kolaborasi
|
Mandiri
adanya gagal jantung kongestif
Kolaborasi
|
2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal.
Tujuan : Mengurangi adanya
peningkatan resistensi pembuluh paru:
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
Intervensi
|
Rasional
|
denyut jantung, nadi perifer, warna dan
kehangatan kulit
2. Atur posisi anak dengan posisi fowler
kolaborasi
|
|
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan
suplai oksigen ke sel.
Tujuan : Mempertahankan tingkat
aktivitas yang adekuat :
Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
Kriteria hasil : Anak akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
4. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak
adekuatnya suplai oksigen dan
zat nutrisi ke jaringan.
Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang
Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang
Kriteria hasil: Anak akan tumbuh
sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi
badan
Intervensi
|
Rasional
|
|
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan
meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status
nutrisi terpenuhi.
Kriteria hasil :
-
Status nutrisi terpenuhi
-
nafsu makan klien timbul kembali
-
berat badan normal
-
jumlah Hb dan albumin normal
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
6. Resiko infeksi b.d menurunnya status
kesehatan.
Tujuan : Mencegah resiko infeksi
Kriteria hasil : Anak tidak akan
menunjukkan tanda-tanda infeksi
Intervensi
|
Rasional
|
|
|
7. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang
tua dan hospitalisasi.
Tujuan: kecemasan menurun
Kriteria hasil: Orang tua tampak
tenang ,orang tua tidak bertanya-tanya
lagi,orangtua berpartisipasi dalam
proses perawatan.
Intervensi
|
Rasional
|
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua
|
1. Pengetahuan orang tua akan
mempengaruhi persepsi dan tingkah
lakunya pada anak
2. Dengan mengetahui kondisi
anaknya, akan mengurangi
kecemasan orang tua.
3. Akan membuat orang tua nyaman
dan lebih tenang jika senantiasa
dekat dengan anaknya.
4. Dukungan dan kasih sayang orang
tua akan mempercepat kesembuhan
anak
5. Dengan menambah pengetahuan
orang tua dalam perawatan anaknya
akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan anak.
|
DAFTAR PUSTAKA
Putri. 2010. Askep Patient ductus
Aerterious PDA, (http://putrisayangbunda.blog.com/2010/08/29/askep-patent-ductus-arterious-pda/), diakses pada tangga 23 Oktober 2012
Terry. 2012. Asuhan Keperawatan Pada
pasien dengan PDA, (http://terrylay.blogspot.com/2011/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan-pda.html), diakses pada tanggal 23 oktober 2012
Sammy. 2011. Askep pada pasien
dengan PDA, (http://jarumsuntik.com/?p=1038), diakses pada tanggal 23 oktober 2012
Rizky. 2012. Asuhan keperawatan
patient ductus aerterious, (http://ilirdha.wordpress.com/2012/10/12/asuhan-keperawatan-patent-ductus-arterious-pda/), diakses pada tanggal 23 oktober 2012
Wawan. 2011. Mengenal lebih dekat
penyakit ductus patient arterious, (http://www.wawanblog.com/181/mengenal-lebih-dekat-penyakit-patent-ductus-arteriosus-pda.html), diakses pada tanggal 23 oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar